Dekade ini memang tidak berpihak pada operator telekomunikasi, karena pendapatan mereka makin menurun, padahal jasa mereka sudah bisa dinikmati lebih 95 persen populasi negeri ini. Sebetulnya hal itu menyangkut hukum ekonomi, ketika layanan makin merakyat, harga pasti akan makin turun.
Hanya saja, di sektor telekomunikasi, penurunan harga atau tarif merupakan akibat dari perilaku mereka sendiri yang mengobarkan perang tarif. Walaupun, kalau dirunut, perang tarif memang dipicu oleh terlalu banyaknya operator, sampai 11 buah yang masuk ke kancah persaingan tidak bersamaan waktunya, sehingga yang terlambat tidak punya kiat lain untuk menjaring pelanggan selain murahnya tarif.
Hasil survai ITU (International Telecommunication Union) menyebutkan, penetrasi di telekomunikasi berbanding langsung pada pertumbuhan ekonomi. Makin banyak penduduk menikmati layanan telekomunikasi akan merangsang pertumbuhan ekonomi, karena perdagangan dan pendidikan jadi lebih bergairah akibat arus informasi yang lancar.
Saat ini penetrasi seluler Indonesia mencapai 110 persen, 250 juta nomor aktif yang digunakan 230 juta penduduk. Catatan menyebutkan, pendapatan per kapita Indonesia mencapai 3.000 dollar AS pada tahun 2010, naik 13 persen dari tahun 2009. Tahun 2011, pendapatan per kapita sudah mencapai 3.300 dollar AS.
Tahun 2009 ketika jumlah pelanggan seluler Indonesia hanya 150 juta, tahun 2010 menjadi 200 juta dan 2011 berjumlah 250 juta, pertumbuhan ekonomi ikut naik dari 4,6 persen (2009) menjadi 6,5 persen tahun 2011.
Uang yang beredar dari industri ini, dari pendapatan operator saja Rp 100 triliun, belum lagi dari jaringannya, misalnya dari 400 dealer, dengan ratusan ribu reseller. Termasuk pajak yang dibayarkan oleh distributor dan pengecer ponsel, pendapatan negara dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai lebih dari Rp 30 triliun, konon jumlah terbesar setelah pertambangan.
Bagaimana sektor telekomunikasi ikut menyejahterakan bangsa, bisa dihitung dari lapangan kerja yang tercipta, yang bisa mencapai belasan juta. Dihitung sampai lapak penjual ponsel di tiap sudut jalan, industri telekomunikasi menghidupi lebih sepersepuluh penduduk Indonesia.
Hanya saja, di sektor telekomunikasi, penurunan harga atau tarif merupakan akibat dari perilaku mereka sendiri yang mengobarkan perang tarif. Walaupun, kalau dirunut, perang tarif memang dipicu oleh terlalu banyaknya operator, sampai 11 buah yang masuk ke kancah persaingan tidak bersamaan waktunya, sehingga yang terlambat tidak punya kiat lain untuk menjaring pelanggan selain murahnya tarif.
Hasil survai ITU (International Telecommunication Union) menyebutkan, penetrasi di telekomunikasi berbanding langsung pada pertumbuhan ekonomi. Makin banyak penduduk menikmati layanan telekomunikasi akan merangsang pertumbuhan ekonomi, karena perdagangan dan pendidikan jadi lebih bergairah akibat arus informasi yang lancar.
Saat ini penetrasi seluler Indonesia mencapai 110 persen, 250 juta nomor aktif yang digunakan 230 juta penduduk. Catatan menyebutkan, pendapatan per kapita Indonesia mencapai 3.000 dollar AS pada tahun 2010, naik 13 persen dari tahun 2009. Tahun 2011, pendapatan per kapita sudah mencapai 3.300 dollar AS.
Tahun 2009 ketika jumlah pelanggan seluler Indonesia hanya 150 juta, tahun 2010 menjadi 200 juta dan 2011 berjumlah 250 juta, pertumbuhan ekonomi ikut naik dari 4,6 persen (2009) menjadi 6,5 persen tahun 2011.
Uang yang beredar dari industri ini, dari pendapatan operator saja Rp 100 triliun, belum lagi dari jaringannya, misalnya dari 400 dealer, dengan ratusan ribu reseller. Termasuk pajak yang dibayarkan oleh distributor dan pengecer ponsel, pendapatan negara dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai lebih dari Rp 30 triliun, konon jumlah terbesar setelah pertambangan.
Bagaimana sektor telekomunikasi ikut menyejahterakan bangsa, bisa dihitung dari lapangan kerja yang tercipta, yang bisa mencapai belasan juta. Dihitung sampai lapak penjual ponsel di tiap sudut jalan, industri telekomunikasi menghidupi lebih sepersepuluh penduduk Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Pendapat Anda!!!
Caution!!!
1. Sampaikan Komentar anda sekarang!!! Mumpung saya lagi ada waktu nge-reply ^_^